Selasa, 09 Oktober 2012

BOM WAKTU

Keluhan yang terdengar bagai tak berujung
Seperti sesuatu yang aku takuti
Nafas ini seakan tertekan diatas gelisah
Jiwaku seakan ingin berlari kencang
Berusaha menghindar

Aku, aku bukanlah kancil
Bukan seperti belut
Berlari hindari semua masalah
Bom waktu yang secepatnya akan meledak
Membunuhku dan meremukkanku

Namun...
Aku tak akan menjauh
Aku biarkan bom itu meledak
Tepat di depan mataku
Karena tak seorang pengecut pun mau
Melakukan ini semua
 

INDONESIAKU SAYANG, INDONESIAKU YANG HAMPIR HILANG



Kemakmuran yang dulu mereka katakan
akan limpahan kekayaan alam
akan semua yang dapat kau temukan
akan semua yang dapat kau tanam
akan semua yang dapat kau ternakan
akan semua yang dapat kau tambang

Kehangatan yang dulu mereka tebarkan
akan tingkahlaku yang dicerminkan
akan kesopanan yang mereka tanamkan
akan kesantunan yang mereka berikan
akan keakrababan yang mereka sebarkan
akan persahabatan yang mereka ciptakan

Ketangguhan yang dulu mereka banggakan
akan kuatnya pertahanan
akan hebatnya armada kelautan
akan hebatnya armada pesawat terbang
akan hebatnya pasukan yang bersenjakan
akan hebatnya penjaga perbatasan

Kejujuran yang dulu mereka junjung tinggikan
akan bersihnya pemerintahan
akan bertanggungjawabnya pimpinan
akan jelasnya penggunaan anggaran
akan tegasnya keputusan yang diciptakan
akan amanat yang mereka laksanakan

Kesejahteraaan yang dulu mereka ceritakan
akan kebahagiaan yang mereka selalu idamkan
akan mampunya berswasembadaya pangan
akan semua jenjang pendidikan yang mampu dapatkan
akan pekerjaan layak yang mereka dapatkan
akan ketentraman yang dapat mereka rasakan

Indonesiaku sayang
Ada apa denganmu?
Kini kau tersungkur lesu dipojok keterpurukan
Kini kau mulai tertindas akan kerasnya jaman
Kini kau tergilas oleh ganasnya kemajuan

Indonesiaku sayang
Dimana semua kekayaan alam yang kau simpan?
Dimana tingkahlaku yang mereka cerminkan?
Dimana pertahanan yang mereka banggakan?
Dimana kejujuran yang mereka junjung tinggikan?
Dimana kesejahteraan yang mereka ceritakan?

Indonesiaku sayang
Kini semua kekayaan alam dirampas dompet-dompet asing tak berperikemanusiaan
Kini tingkah laku yang tercerminkan tak selaras dengan kepribadian
Kini kuatnya pertahanan tak mampu melindungi sebuah pulau di perbatasan
Kini kejujuran yang ditanamkan ternodai oleh tangan-tangan kotor oknum pemerintahan
Kini kesejahteraan yang diidamkan berubah menjadi virus kemelaratan

Indonesiaku sayang
Salah siapakah ini semua?
Pak Presiden?
Para Menteri?
Pak DPR?
Para Partai Politik?
Yang jelas ini salah kita semua!
Yang tak pernah peduli pada bangsa ini!

Oh Indonesiaku sayang,Indonesiaku yang hampir hilang
Dalam gelap malam yang disaksikan kesunyian,bulan dan bintang-gemintang
Kutitipkan beribu doa kepada Tuhan
Pada teriknya siang yang disaksikan sang pemberi kehangatan
Kupersembahan keringat dan air mata yang bercucuran
Agar kau bangkit dari keterpurukan
Agar kau bangkit dari tidur yang melelapkan

Oh indonesiaku sayang, Indonesiaku yang hampir hilang
Aku tak sudi, jika hanya mendengar kehebatan yang mereka katakan
Aku tak sudi, jika tak pernah merasakan apa yang mereka katakan
Aku tak sudi, jika engkau hanya menjadi kenangan

Oh indonesiaku sayang, Indonesiaku yang hampir hilang
Aku ingin kau bangun
Menjejakan kembali kakimu di bumi ini
Mewujudkan kembali kejayaan yang telah kau lewati
Dan menujukan Indonesiaku yang sejati 

Berita Duka

Dipintu gerbang kalian berdiri
Menenteng thermos sore tadi
Dengan wajah kuyu dan bibir terkatup rapat
Serta mata sembab oleh tangis berkepanjangan 
Tiada yang dapat ku katakana dari fenomena itu
Karena akupun seperti kalian
Tergetar oleh kuasanya
Di malam yang kelewat dingin ini
Terukir haru yang pekat
Oleh berita duka
Berpulangnya ibu tersayang

Jumat, 28 September 2012

TENTANG KEMATIAN

Tentang sebuah kematian
Tanpa tiang bendera
Atau tanda-tanda
Juga kabar-kabar

Hadir di celah pagi malam
Di sela tarik dan desah
Pada ujung-ujung waktu tanpa detak
Juga pangkal-pangkal sudut ruangan

Bahwa Tuhan memberi kertas
Dengan garis-garis tebal peringatan
Akan wicara kuasa yang takkan bisa tersentuh
Oleh sesuatu yang halus
atau sekecil apapun

Kemudian,
Untuk alam
Juga geliat-geliat nyawa yang dititipkan
Bersediakah bila
Tuhan memintamu untuk pulang?